Jagalah Puasa dengan Meniggalkan Hal-Hal yang Haram (2)

Bagaimana caranya seorang mukminah dapat menjaga puasanya?

Pertama:

Melakukan dengan ikhlas karena Allah ﷻ. Yaitu dengan menjadikan puasanya semata-mata bagi Allah dan mengharapkan pahala-Nya di negeri akhirat.

Ikhlas bukan hanya pada puasa saja, akan tetapi pada setiap ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah ﷻ di bulan Ramadhan, seperti membaca Al Qur’an, shalat Tarawih, dzikir, shadaqah, berbuat kebaikan dan ibadah-ibadah lainnya yang merupakan syiar-syiar yang nampak pada Bulan Ramadhan.

Kedua:

Menjauhi hal-hal yang membatalkan dan merusak puasa. Yang sudah dibahas pada bab sebelumnya.

Ketiga:

Menjauhi hal-hal yang diharamkan. Puasa itu bukan meninggalkan makan dan minum saja, akan tetapi lebih dalam dan lebih jauh cakupannya dari itu, yaitu shaum (menahan diri) dari hal-hal yang hina dan diharamkan, termasuk meninggalkan hal-hal lainnya yang dimakruhkan (dibenci)

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta, maka Allah tidak memerlukan puasa orang itu sekalipun ia meninggalkan makan dan minum.” (Hadist Shahih Riwayat Al Bukhari)

Sadarilah bahwa lisan lebih berbahaya bagi manusia ketika ia melukai sesamanya. Lisan lebih merusak puasa daripada anggota badan lainnya.

Rahasianya:

Pada umumnya manusia hanya berpuasa dari makan, minum dan syahwat karena ketiganya merupakan larangan-larangan yang nampak jelas, hanya saja meninggalkan celoteh lisan (dari yang diharamkan) ketika berpuasa sangat sulit, akan tetapi semua itu akan dimudahkan bagi orang yang Allah mudahkan atasnya.

Oleh karema itu maka dusta, ghibah (membicarakan aib orang lain), namiimah (adu domba), saksi palsu, perkataan kotor, perkataan sia-sia dan percecokan merupakan pintu yang paling sering merusak puasa.

Maka hendaklah seorang muslimah bersungguh-sunguh dalam menaklulkan dirinya dari hal-hal tersebut hingga memperoleh pahala puasa.

Tinggalkan komentar